Senin, 27 Desember 2010

Warisan Anak Cucu

LESTARIKAN ALAM INI, WARISKAN ILMU INI.... UNTUK TEMAN, KAWAN DAN ANAK CUCU KITA......

Jangan pernah malas menunggu waktu, mari ayunkan kaki ini menggapai hari depan. Anggap saja kegiatan ini sebagai pensiun atau warisan untuk anak-anak kita. Mari kita galakkan penghijauan, minimal bermanfaat bagi kita dan alam ini.
 
Tanaman Jati 
  • Tanaman jati biasanya tumbuh di daerah berkapur, karena pada kondisi lahan ini akan menghasilkan kualitan kayu yang baik.
  •  Untuk menanam jati diperlukan jarak tanam antara 2 sampai 3 meter. Dalam 1 ha bisa ditanam sebanyak 900 - 1.100 pohon.
  • Jati adalah tanaman yang tahan bantingan, dengan kondisi tanah yang keringpun mereka mampu bertahan, tanaman ini tidak memerlukan penanganan khusus.
  • Perhatian pada pertumbuhannya hanya dibutuhkan pada 2 - 3 tahun pertama, dengan memberinya pupuk setiap 4 atau 6 bulan sekali.  Bila dirasa pohon telah kokoh tanaman ini dapat dibiarkan tumbuh sendiri.
  • Sejak ditanam sampai tahun ketiga selain pemberian pupuk pemotongan dahan-dahan yang  tidak diperlukanpun sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil batang tanaman jati yang lurus dan tidak banyak bercabang. Dengan pisau yang tajam batang yang tidak diperlukan dipotong dan bekas luka potongannya diberi ter / aspal cair atau cairan anti termite (bisa dibeli ditoko bangunan), Maksudnya agar bekas potongan tersebut tidak dimasuki hama penggerek yang bisa membuat pohon keropos didalamnya.  Apapun bentuk luka yang ada disarankan ditutup oleh cairan tersebut.
  • Penjarangan pohon. Dilakukan setalah jati berusia 5 dan 7 tahun. Artinya pada usia tersebut sebagian jati ditebang kira-kira sejumlah 20% (di tahun kelima) dan 10 % (ditahun ke tujuh), dengan maksud agar jarak pohon bisa semakin lebar dan pohon bisa mendapat mendapatkan sinar matahari dengan baik.

  • Berilah no urut pada jati-jati yang ditanam tersebut agar bisa dengan mudah kita mengontrol jumlah tanaman kita, saat kita inspeksi.
  • Yang penting diperhatikan pada perkebunan jati adalah penjagaannya.Dengan melibatkan penduduk setempat untuk menjaga dan merawat tanaman jati, kita dapat mensejahterakan mereka. Dengan itu mereka bisa mendapat hasil dari tanaman tumpang sari pada lahan tanaman jati tersebut. Berikan insentive kepada mereka, berupa pensiun sebesar 1% dari hasil panen bila pohon2 yang ditanam terjaga dengan baik. 
  • Bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat untuk penjagaan bersama terhadap tanaman jati kita, yaitu dengan membagi 1% dari hasil panen kepada kelurahan setempat.Jangan lupa pada saat memanen hasil, minta faktu (istilah pedagang kayu "SAKO") dari Pemerintah setempat sebagai surat jalan untuk mengangkut hasil panen kayu jati menuju tempat pengiriman, agar dijalan tidak terkena razia. 
  • Setelah tanaman berumur 7 tahun kita bisa menebang kayu jati sesuai kebutuhan.  Pada umumnya dipasaran kayu jati bisa mempunyai nilai ekomonis yang bagus dengan diameter minimum 30cm (kira-kira 12 - 15 tahun) tergantung mutu pemeliharaan.Sebagai contoh pada pilot project kami pada usia 5th minimum diameter jati kami sebesar 15 cm, bahkan banyak yang mencapai diameter 20cm dan tinggi 15 m.
  • Dipasaran saat ini harga kayu jati yang diatas diameter 30cm, berkisar antara  12juta sampai 18 juta per-m3. Bahkan diameter lebih besar dari 60cm harga bisa mencapai 40juta per m3. Sedangkan diameter 20 cm sampai 25 cm per m3 antara 6 juta sampai 10 juta-an.
  • Perhitungan Panen: Dengan asumsi terjelek saat kita memanen, bila kita tebang pohon kita pada saat diameter 30 cm dengan ketinggian pohon 20m (usia 15th), dan bila dihitung dengan harga terendah 12juta (harga saat ini), hasil yang kita dapatkanpatkan untuk 1 pohon adalah sbb :
          luas lingkaran x tinggi pohon x harga
          0,06 x 20m x Rp. 12.000.000/m3        =   Rp. 24.400.000,- per pohon.
   
          Bila harga 15th mendatang lebih besar (pasti, karena dari data statistik minimum kenaikan harga kayu jati setiap tahunnya adalah 10%) maka kita akan mendapatkan hasil yang jauh lebih besar.

* Modal yang diperlukan :
  -  Tanah, di daerah jawa barat masih bisa didapatkan dengan harga 5.000 / m2 pada lahan tidur.
  -  Bibit tanaman jati, antara Rp. 5.000 s/d Rp. 10.000 / batang (tergantung jenisnya).
  -  Penanaman dan pembersihan lahan  Rp. 1.000  per pohon.
  -  Pemupukan Rp. 1000  sekali pupuk per pohon.
  -  Penjaga  Rp. 500.000 / bulan ( satu orang penjaga bisa menghandle 2 ha lahan ).

Jangan pernah malas menunggu waktu tanam yang begitu lama.  Anggap saja itu sebagai pensiun atau warisan untuk anak-anak kita.
Dengan perhitungan yang telah kami buat, pada saat penjarangan ditahun ke 5  s/d  ke 7, saat 30% jumlah pohon kita tebang, kayu yang kita jual sudah bisa mengembalikan modal yang telah kita keluarkan.
Selain kita mendapatkan tanah yang mempunyai harga jual yang terus meningkat, kita juga akan mendapatkan hasil panen yang cukup mencengangkan ;

70 % pohon yang dipanen pada tahun ke 15 ;
700 pohon x  Rp. 14.400.000 =  Rp. 10.080.000.000,- / Ha.  Sangat luar biasa.
Sementara kita mengeluarkan modal tidak lebih dari 100 juta setiap hektarnya.

Kendala terbesar adalah ilegal logging...... Minimalkan dengan menempuh langkah yang saya sarankan tersebut diatas.

MARILAH KITA BERSAMA-SAMA MELESTARIKAN ALAM SAMBIL MENIKMATI HASILNYA SEBAGAI WARISAN KEPADA ANAK-ANAK KITA NANTI.
Teman-teman terkadang kita mempunyai keinginan untuk menanam tetapi kesulitan untuk membeli bibit tanaman, serta mengelolanya. Jangan khawatir.
Bila ada diantara teman-teman yang hendak menanam pohon tetapi belum ada pengalaman  bertanam, boleh  share disini dan  kami siap membantu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan anda.
Kirimkan Email ke earthatlantic@gmail.com.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar